23.5.10

Padamu Bunda


Catatan kecil untuk ibu…

Aku tak sabar menunggu sampai hari ibu untuk menulis pernyataan konyol ini padamu ibu. Tak perlu pula aku menunggu sampai aku tidur tak serumah lagi denganmu, sekali lagi, untuk menulis catatan konyol ini untukmu ibu. Malam ini aku hanya membayangkan, ketika aku sedang tidak berada di kamarku yang kau buat senyaman itu, ataupun ketika aku sedang tidak berada di kamar adik yang kau buat sehangat itu, ataupun ketika aku sedang tidak berada di ranjangmu yg aku sendiri sudah lupa kapan terakhir kali aku merebahkan tubuh ini diatasnya.
Mataku mulai perih membayangkannya ibu. Bilamana kau selalu membelai kepalaku, bilamana kau membisikkan serentetan nasehat dibalik dongeng yg kau bacakan disetiap malamku, tentang si Topi merah yg nakal ataupun tentang si kancil yg curang. Aku merinding mengingatnya ibu, bahkan aku masih mendengar batuk yang sesekali mengganggu penyampaian ceritamu kepadaku.
Aku ingat, kau selalu bercerita padaku bahwasanya kau tak pernah membiarkan bayi kecilmu ini menangis, aku slalu ingat tentang itu. Kau slalu takut akan membuat bayi nakal ini menangis, karena selalu saja akan sesak nafas dan kau tak pernah tega melihatnya menderita. Tapi ibu, kini bayi itu sering menangis untuk sesuatu yg dia pikir sangat penting dan berharga, padahal sesuatu itu bukan engkau ataupun ayah, ataupun Tuhannya. Betapa konyol dan kekanakan sifatnya. Gadismu ini sering menangis atas dalih cinta. Dan ironisnya, cinta itu bukan untukmu, ataupun untuk ayah, ataupun untuk Tuhannya. Gadismu ini lembek ibu..dia terlalu takut kehilangan cinta kekasihnya. Cinta yg belum tentu kekal dan abadi selamanya. Cinta yg hanya untuk kesenangan dunia semata. Cinta yg tidak bisa didefinisikan artinya. Cinta yg menjadikannya lemah dan menderita. Cinta yg membuat waktunya terbuang sia-sia, bahkan telah membuatnya lupa tentang bagaimana cara berterima kasih padamu. Padamu yg telah melahirkanku. Padamu yg telah menjagaku. Padamu yg telah membesarkanku. Padamu yg telah memperhatikanku. Padamu yg tanpa lelah mendengarkan semua keluh kesahku. Terimakasih yg tulus padamu ibu...

Ibu, maafkan aku yg belum bisa membahagiakanmu. Gadismu ini menyesal telah sering berbohong sekadar untuk bisa bertemu dengan orang yg kini dianggap pasangan hidupnya. Meskipun sebenarnya kau tak pernah juga menghalangiku bilamana aku jujur mengutarakan maksudku. Aku telah banyak dosa padamu ibu, maka maafkanlah..
Hapuslah setiap jengkal dosa yg tercipta karena gadis ini telah berbuat dzolim padamu. Ampunilah sgala kesalahan yg diperbuat padamu ibu, agar gadismu ini merasakan ketenangan dan kekhusyukan dalam sujud kepada Tuhannya.
Sekali lagi, ampuni aku ibu..

16 juli 09
00.25

0 comments:

Post a Comment