Minggu, 11 Juli 2010
Pernah engga sih kalian liat gaya ngamen yang unik?
Unik maksudku kreatif, alias engga cuma nengadahin tangan ke atas aja. Atau engga cuma maenin kecrekan dari tutup botol trus nyanyi sekenanya aja. Kalo itu mah buanyyyaaak!
Ceritanya, Minggu malam, aku ngedate nih sama kekasih. Seperti biasa, kita muterin Solo dengan destination yang engga pasti. Setelah muter- muter engga karuan, kita memutuskan buat makan mie ayam di selatan Monumen Pers. Nah, disitulah aku menemukan fenomena yang touching heart banget. Aku ketemu sama sepasang pengamen yang menurutku menarik dan different.
Jadi mereka itu pasangan paruh baya yang ngamen pake alat musik tradisional. Mungkin usia mereka sekitar 48-55tahun lah. Dari segi kostum, si Ibu memakai busana kejawen, kebaya, jarik, lengkap dengan konde. Sedang si Bapak memakai hem batik lengkap dengan blangkon. Cara mengamen mereka pun santun, si Ibu masuk warung kemudian duduk bersimpuh dan menyanyikan lelagon Jawa halus. Sementara si Bapak di luar duduk bersila sambil memainkan kecapi. Kecapi? Ya, kecapi. Alat musik yang cara memainkannya dipetik kaya gitar tapi lebih rumit sepertinya. Menarik bukan?
Musik yang dihasilkan dari kecapi si Bapak menyatu syahdu dengan senandung yang ditembangkan si Ibu. The combination between the two had successfully grabbed my attention.
iseng ngambil gambar si ibu pas bersimpuh, tapi dari belakang, cuma kliatan konde
Si Ibu dan Si Bapak ketika beranjak meninggalkan warung,
lagi- lagi ngambil gambarnya dari belakang, kaga enak hati klo mo foto dari depan
Merasa sangat iba, aku tak membiarkan mereka berlama bersimbuh di lantai yang setengah becek karena hujan. Aku segera menyalurkan dua koin limaratusan ke tangan si Ibu. Dalam benak, aku benar- benar miris melihat mereka berdua. Dua poin yang benar- benar mengena di hati, yaitu keikhlasan mereka dalam mencari uang dan kebersamaan mereka.
Poin pertama. Keikhlasan mereka dalam mencari sesuap nasi emang tampak luar biasa. Jika kita berpositive thinking dan mengesampingkan tuduhan bahwa mereka itu suka meminta. Banyak kemungkinan yang bisa kita renungkan, bisa saja mereka korban PHK -yang dengan usia mereka sekarang- mustahil cari kerja lagi, atau separahnya mereka itu dulunya emang bekerja di dunia hiburan tradisional yang sekarang kita tahu sendiri nasib hiburan tradisional seperti apa. Lalu mereka terpaksa harus ngamen dengan gaya mereka sekarang, yang aku pribadi benar- benar merasa terkesan.
Poin yang lain. Kenapa ya, ketika melihat mereka berdua, aku langsung ngebayangin kalo mereka itu pasangan suami - istri. That's why, aku menjadikan kebersamaan mereka sebagai salah satu poin yang menarik kutelisik. Kalo benar bayanganku, berarti emang mereka berdua patut diacungi jempol. Karena bisa dibilang si Ibu dan si Bapak itu saling setia kemanapun poros roda kehidupan berputar membawa hidup mereka. Kebersamaan mereka berdua dan kecapi tua yang mereka bawa itu sungguh membuat hatiku bergetar.
Pasti di luaran sana, masih banyak sekali gaya ngamen yang different, seperti menari di perempatan, dsb. Mereka itu sama seperti kita, mereka hanya mencari rejeki dengan cara mereka sendiri. Melihat mereka itu seperti melihat cerminan hidup susah yang kedepannya bisa kita ambil hikmahnya. Kita harus bersyukur dengan hidup kita yang sekarang, dengan rejeki yang terus kita terima, dsb. Jangan sampai kita meremehkan keberadaan mereka. Sebaliknya, kita harus lebih memperhatikan mereka. Bukankah dalam agama kita juga diajarkan untuk bersedekah?
Salah satu amalan yang paling mulia dalam Islam adalah sedekah. Sedekah adalah ibadah dengan perbuatan berbagi antar sesama atas yang kita miliki secara syah dan halal. Sedekah adalah keinginan membantu orang lain karena merasakan berat dan pedihnya penderitaan orang lain sehingga timbul keinginan untuk membantu. Keinginan untuk berbagi ini merupakan sifat mulia yang meniru sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah subhanahu wata'ala adalah Maha pemberi. Kita dianjurkan untuk berbuat baik sebagaimana Allah subhanahu wata'ala berbuat baik.
Sedekah sangat dianjurkan oleh ALLAH SWT dan Rasulullah untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari2, kalo kita kembalikan lagi hubungan antara sedekah dan postinganku ini, memberikan untuk pengamen secara ikhlas juga bersedekah.
Mengambil dari sebuah artikel yang secara khusus memuat halaman berjudul The Power Of Sedekah, 'Sedekah' berasal dari bahasa arab yaitu Shadaqah yg berarti suatu pemberian yg diberikan oleh seorang muslim kepada org lain secara spontan dan sukarela Tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.Juga bearti suatu pemberian yg diberikan oleh seseorang sebagai kebijakan yg mengharap ridha ALLAH semata.
Banyak firman ALLAH dan Hadits Nabi yg menunjukkan keutamaan sedekah. Diantaranya yg banyak dikenal dan sering dikutip yaitu:
AL QUR'AN surat al-baqarah ayat 261: "Perumpamaan org yg menginfakkan hartanya dijalan ALLAH seperti sebulir biji yg menumbuhkan 7 tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. ALLAH melipat gandakan bagi siapa yg DIA kehendaki, dan ALLAH maha luas lagi maha mengetahui".
Atau sabda Rasulullah SAW yang menganjurkan agar kita tidak menunda- nunda /menyegerakan untuk bersedekah , sebagaimana yang diungkapkan oleh Ali r.a:
"bersegeralah kamu bersedekah, karena musibah tidak dapat melangkahi sedekah".
Wah, mengingat aku sendiri masih cethek dalam ilmu agama, ntar kebanyakan nulis lama- lama dikira sok tau. Jadi, sekian aja ya. Berlomba- lombalah dalam kebaikan. Atas kesediaan membaca dan berkomentar saya doakan, Jazzakumulloh Khoiron Katsiron. Semoga postingan ini bermanfaat. Jika ada yang salah mohon koreksi :)
11/07/2010
Diary of an ordinary
Ikha Oktavianti
1 comments:
pertamaxxx
Post a Comment