4.3.11

Rumah Flanel Jelita


Tidak sedikit orang yang bertanya kepadaku, 'Kok bisa sih anak Sastra Inggris nyemplung di dunia bisnis kaya kamu?? Bisnis boneka lagi... kayaknya gak ada koneksinya deh'.. Dan jawaban yang kuberikan selalu sama : sebuah senyuman :)

Pertanyaan mereka memang menggelitik. Bagaimana ceritanya kok tertarik dengan flanel?? Kursus saja tidak...

Yah, siapa sangka, justru dengan flanel aku bisa selangkah lebih maju dan tentu saja tetap mandiri. 

Kadang inginnya tertawa sendiri, menertawakan bagaimana awal ceritanya hingga ide bisnis boneka lucu ini muncul. Oke, boleh jadi karya sastraku beberapa kali dimuat di media cetak, tapi untuk karya seni seperti ini, hm... benar- benar belum pernah bermimpi. Apalagi dengan jemari tangan yang sering dianggap ceroboh, awalnya aku tak yakin bisa mengembangkan kreatifitasku di bidang ini. Bahkan dulunya orang terdekatku sering menganggap boneka hasil jahit tanganku tak punya nilai jual sama sekali. 

Ya, karya perdanaku memang sengaja kukhususkan untuk lelaki spesial itu, sehingga dia pula yang sering mencela, mmm.. oke, harus kuralat, bukan mencela tapi mengkritik, mengomentari.. kurang begini, kurang begitu, yah.. memberikan masukan berarti agar karyaku bisa lebih BAIK lagi.. hingga pada suatu hari, ide itu lahir...


Bagaimana ceritanya?

Alkisah, sejak dulu aku memang hobi memberi surprise untuknya. Surprise yang tak pandang momen, selagi ada ide, aku selalu memberinya surprise. Seperti kala itu, tiba- tiba terbesit keinginan untuk membuat flanel miniatur dirinya. Lengkap dengan kostum basket favorit yang dipakainya saat pertama kali main kerumahku. Ya, aku ingat betul kostum yang ia pakai saat pertama kali menyambangi rumahku. Kaos merah, celana basket warna biru muda, tak lupa kutambah angka favoritnya: 20. Sim salabiiiiiiiiiim.... dalam semalam saja, aku berhasil mengekspresikannya dalam tampilan sebuah boneka. Taraaaaaaaaaaa....

my first handmade for him

Malam itu, aku tahu benar ia akan menyambangiku dirumah, oleh karena itu aku sengaja memasang boneka lucu itu di meja tamu. Jauh di lubuk hati, aku ingin membuatnya terkejut gembira oleh kelakuan perempuan yang menyayanginya ini. Jam yang berdenting bukan lagi sesuatu yang biasa, detak detiknya terdengar sangat keras saat aku menunggu kedatangannya. Sekitar setengah jam berlalu sejak ia mengirim sebuah pesan singkat 'i'm  on my way heading to your heart...'. akhirnya ia muncul di depan pintu dengan senyum tersipu malu. 

Aku sengaja muncul agak lama, membiarkan ia bercengkerama dengan si empunya rumah alias Bapakku. Sementara aku menyiapkan hatiku yang diselimuti perasaan tak menentu, ah, surprise memang kadang membuatku tampak lucu.

Tibalah ia masuk ke kamar tamu, dan aku menyambutnya dengan senyum. Dilihatnya boneka yang tadinya kusebut sebagai surprise itu....sekilas..

Aku sengaja mengajaknya terus bertukar cerita, lebih tepatnya menyembunyikan perasaan salah tingkah yang membuncah di dalam dada. Dan ohh... ia tersenyum. Fine.. aku suka senyumnya itu, mungkin sebuah apresiasi akan surpriseku malam itu. Tak berapa lama, ia menghentikan obrolan kami... waittt.. waittt...

' Ling, ini buat aku kah???', retoris, ia bertanya sesuatu yang sudah ada jawabannya.

' He'eh', aku mengangguk pasti, disertai rona pipi yang semakin menjadi.

' Hemm, boleh aku kritik ya??", tanyanya lirih, namun efeknya luar biasa perih.

' Boleh, boleh..', apa boleh buat, mengkritik adalah hobinya, jadi akupun sadar aku harus tetap menjadi wanita tegar seperti biasanya. Kukubur semua terka yang ada dihatiku, dari kritikannya sudah barang pasti ia tak begitu menyukai surpriseku kali ini... 

Wajahku beringsut, meski mulai kusut, tapi aku masih mendengar semua kritik dan saran yang ia kemas rapi dalam setiap kata halus yang ia ucapkan dengan hati-hati.

Aku tak begitu menyesalkan kegagalan malam itu, sehingga beberapa hari setelah itu, aku mempunyai ide baru mengiriminya dua batang coklat bersama dua boneka mungil ke meja kerja di kantornya. 

bro 1 and bro 2


Setelah semalam suntuk menyelesaikan jahitan tangan dua boneka lucu itu, pagi-pagi benar aku bangun, berharap tidak terlambat menitipkan surprise kecil itu pada satpam kantornya. Dingin pagi terasa hangat oleh ceria yang menggunung di diri ini. Dalam benak aku percaya, aku tak mungkin gagal menciptakan impression kali ini...

Sekitar pukul setengah delapan pagi, aku berkendara menuju kantornya yang berjarak sekitar 8 kilometer dari rumahku. Cukup jauh, tapi jarak tak pernah menjadi halangan bagiku tuk bertemu. Sesampainya di kantor, aku segera menitipkan bingkisan pada petugas security, tak lupa memberi pesan tertulis yang romantis abis. Ah, ini memang sudah menjadi hobi :)

Seperti harapanku, bingkisan sampai di meja kerjanya saat ia datang. Nice!

Aku menunggu, lama kumenunggu.. hingga siang menjelang ponselku tak kunjung berdering. Hanya sekali konfirmasi dari rekan kerjanya bahwa bingkisan telah diterima sejak pagi hari. Hatiku terbalut kalut, aku mulai takut surpriseku akan carut marut.

Sore menjelang, sebuah panggilan yang aku hafal benar bunyi ringtonenya. 

' Dear, i love you more...', ucapnya mengawali telepon.

' Heh?', jawabku singkat, agak malas berkata banyak, masih kecewa.

' Ling, you do a very good job. I really like your surprise. bla bla bla...', dan bisa disimpulkan... AKU BERHASIL ! 

Ia menyisipkan banyak komplimen pada karya handmade yang kunamai Bro 1 dan Bro 2. Sangat menggembirakan, aku puas dengan kerja tanganku untuk yang pertama kali.

Cerita tidak berhenti, setiap hari kurangkai model baru untuk menambah koleksi. Sebagian kreasi kuupload ke facebook. Tak kusangka, melalui jejaring sosial itu lah seorang teman lama tertarik membuka peluang usaha. Tak main- main, ia langsung memberiku kepercayaan menyelesaikan sekitar 25 buah boneka wisuda yang ia distribusikan ke koperasi kampusnya. Wow. Fantastis! 

Aku tidak menyia- nyiakan kesempatan tersebut. Dengan sepenuh hati, aku menerima pesanannya dan menyelesaikan pengerjaannya sendiri, sesekali bersama ibu yang bersedia membantu. Alhamdulillah, sejak pesanan pertama itu datang, pesanan- pesanan yang lain datang berurutan.. kini sudah banyak hasil kreasi yang kuselesaikan. Pesanan justru banyak berasal dari luar kota, bahkan luar pulau. Bahagia kini menyelimuti.. hanya berawal dari keisengan membunuh sepi, menciptakan surprise untuk kekasih sendiri, hingga kini melayani para customer yang BAIK hati. Alhamdulillahh.................

Sebagian hasil karya yang berhasil diabadikan sebelum terbang ke tempat si pemesan:

order by Karen Rangga- Depok
Order by Anis - Kartasura

Order by Dini- Jagalan

Order by Datik- Solo

Order by Vicky- Bogor

Order by Mita- Solo

Order by Shulby

Order by Nia- Solo

Order by Tiwi- Sukoharjo



TERTARIK MEMBERIKAN SURPRISE UNTUK YANG TERSAYANG DENGAN BONEKA LUCU SEPERTI DIATAS?
ATAU ANDA PUNYA DESKRIPSI KEINGINAN ANDA SENDIRI?

MARI SILAKAN ORDER DI RUMAH FLANEL JELITA

HUBUNGI  : 085647200900

ATAU VIA FACEBOOK DI : ikha.oktavianti@gmail.com

Kami tidak akan mengecewakan anda, karena semua pesanan kami jahit dengan cinta sepenuh hati :)

3 comments:

Anonymous said...

i love yu iktoooooo :) dapet salam dari bro 1 dan bro 2

kau memang episode terBAIK ku :)

Ferrial Pondrafi said...

senang mendengar cerita ini Ikha.. :-)
memberi inspirasi dan motivasi..

oiya, ngomong2 dulu waktu kamu tanya yg jual mika tebal di mana itu untuk membuat wadah ini ya??? hhe

Anonymous said...

keren kk.. ^_^ sampe nangis bacanya...
yang dari hati memang selalu yg terbaik...
semoga tetep lancar terus kk... :)

Post a Comment