Selasa, 03 Agustus 2010
Sebelumnya saya kenalkan dulu dengan si Supri. Si Supri adalah kekasihku yang setianya tidak usah ditanya lagi. Sudah terbukti, sejak tujuh tahun lalu dia dengan senang hati bersedia kuajak berlari kencang kemana- saja, jatuh bangun bersama saya. Dalam perjalanan hidup saya dia sangat berperan penting, berkat dialah saya bisa mengeksplorasi wilayah Solo dan sekitarnya. Dialah yang selalu siap mengantar saya datang dan pulang sekolah bahkan sampai kuliah. Singkatnya, Supri saya itu sudah menjadi bagian dari hidup saya dari sejak dia masih kinyis - kinyis, sampai sekarang luka srempet di sekujur body biru-nya.
Si Supri notabene adalah hadiah dari bapak karena saya berhasil menuntaskan pendidikan di sekolah menengah pertama dengan nilai yang memuaskan, hingga nilai tersebut mengantarkan saya diterima sebagai siswa di salah satu sekolah menengah tinggi favorit di Solo. Tujuh tahun lalu, tepatnya tahun 2003, bagai mendapat durian runtuh, saya tidak menyangka akhirnya Bapak bersedia memberikan hadiah yang selama ini saya tunggu- tunggu. Sebuah sepeda motor Honda Supra X berwarna biru menyala, bernomor polisi AD 4590 FT, yang kemudian lebih akrab kusebut Supri. Saya merasa sangat senang kala itu. Supri dihadiahkan kepada saya dalam kondisi masih totally gress, fresh from the open, bahkan beberapa bagian spare partnya masih tertutup plastik gembung.
Ketika saya menulis postingan ini, saya pastikan keadaan Supri baik- baik saja. Aman terparkir di dalam garasi rumah. Hanya saja beberapa luka gores menghiasi body-nya. Juga beberapa sticker berhasil nampang di bagian- bagian tertentu di body rampingnya. Sungguh kontras bila dibandingkan dengan tampilannya tujuh tahun lalu.
Meskipun Supri telah banyak berjasa dalam hidup saya, tapi beberapa bulan terakhir saya telah menelantarkannya. Itu karena Bapak menghadirkan kendaraan baru dirumah saya. Sebuah Vario techno berwarna hitam. Meskipun diperuntukkan kepada adik saya, tapi skutermatik itu dibeli atas nama saya. Berhubung adik saya belum punya SIM, akhirnya saya yang pegang kendali atas motor baru itu. Alhasil, Supri saya liburkan dari tugas- tugasnya mengantar saya, dan saya biarkan ngandang cukup lama di dalam garasi.
Tiada angin tiada hujan, pada hari yang cerah ini, tiba- tiba saya teringat semua kebaikan Supri biru saya. Terlintas dalam benak saya untuk kembali menggeber motor biru yang dulunya saya banggakan itu. Akhirnya di siang hari yang menggeliat, saya putuskan untuk memandikan si Supri yang sudah terlalu lama saya anggurkan di garasi rumah itu. Saya mengendarainya kembali melintasi jalan- jalan beraspal hot mix menuju ke arah selatan Stadion Sriwedari Surakarta. Saya berhenti di sebuah kios penyedia jasa cuci mobil-motor langganan kekasih saya. Sampai disana saya melihat beberapa motor berjajar rapi sedang antri dicuci. Saya segera memarkir Si Supri tersayang disebelah motor Thunder yang juga berada di baris antrian. Supri dengan warna body-nya yang biru menyala, terlihat paling mencolok diantara motor lainnya.
Sekitar setengah jam, akhirnya tiba si Supri dimandikan oleh seorang karyawan. Supri dituntun ke atas sebuah papan besi khusus untuk memudahkan karyawan tersebut melaksanakan tugasnya mencuci si Supri.
Supri sedang mandi
Sambil menunggu si Supri yang sedang dimandikan, saya duduk di sebuah kursi yang disediakan. Saya melihat- lihat lokasi penyedia jasa cuci motor, dan seperti biasa, saya menulis beberapa informasi yang saya dapatkan dari sebuah lokasi penyedia jasa cuci motor- mobil ini.
Penyedia jasa cuci motor yang saya kunjungi ini berlabel 'HIRO KINCHLONK', terletak di sebelah selatan perempatan stasion Maladi Sriwedari, beralamat lengkap di Jl. Bhayangkara 9, Solo, telp. (0271) 713574.
Lokasi yang strategis membuat HIRO KINCHLONK tak pernah sepi dikunjungi pelanggan. Tak hanya letak yang mendukung, tapi juga pelayanan maksimal yang diberikan kepada pelanggan sudah tersohor diantara penyedia jasa cuci motor-mobil lain di wilayah Solo. Biaya pencucian pun cukup terjangkau, untuk cuci motor hanya dikenakan biaya Rp.6.000,-, sedangkan untuk cuci mobil dikenakan biaya sebesar Rp.20.000,-.
HIRO KINCHLONK ternyata tidak hanya menyediakan jasa cuci motor-mobil saja, tapi juga menyediakan jasa ganti oli. Bahkan lebih dalam lagi, di lokasi cuci motor ini juga melayani jasa antar jemput (travel) berlabel HIRO TRAVEL. Hal ini saya ketahui setelah saya membaca tulisan yang tertera di papan yang dipasang di depan lokasi, di pinggir jalan.
Papan baliho HIRO TRAVEL
Dalam papan baliho itu, tertera tulisan sebagai berikut :
Biro Perjalanan UmumHIRO TRAVEL
Layanan antar jemput.telp. 0271. 739666
Melayani segala jurusan :- Yogya- Semarang- Magelang- Purbalingga- Purwokerto- Pekalongan- Madiun- Malang- Kediri- Surabaya- Blitar- Bojonegoro- Dll
Melayani Jasa Titipan Paket.
Si Supri selesai dicuci sekitar setengah jam lebih sedikit. Melihat si supri sudah dituntun ke bawah untuk kemudian di lap agar kering, saya beranjak dari duduk saya dan menuju ke ruang kasir dalam untuk membayar biaya pencucian. Di meja kasir, saya mengambil kartu nama yang disediakan di kotak kecil di atas meja. Ini adalah kebiasaan saya yang lain.
Di kartu nama tersebut, terdapat iklan jasa lain yang juga disediakan di tempat ini, berlabel HIRO RENT CAR & TOUR TRAVEL. Disalin dari kartu nama tersebut, dibawah ini saya tuliskan beberapa keterangan tambahan:
HIRO RENT CAR & TOUR TRAVELJl. Bhayangkara No.9 Solo.telp. 0271- 739666/713574Fax. 0271-713574
Email //; hiro_tourtravel@yahoo.com.Web : http://hirotravel.tripod.comOUR SERVICE
CAR RENTALKijang Innova-Pregio- land Cruiser- New AlphardAll New camry- New Mercedes & Wedding Car
TICKETING(pesawat-Kereta api-Kapal Laut-Bus)
PAKET WISATA
RESERVASI HOTEL
Demikian diatas adalah informasi yang saya dapatkan dari sebuah lokasi penyedia layanan jasa HIRO yang terletak di sebelah selatan Stadion Maladi Sriwedari Solo. Semoga bermanfaat.
Bertolak dari lokasi pencucian motor, saya segera menggeber Supri balik pulang. Namun malang tak bisa dilawan, Supri saya tersayang mogok ditengah jalan. Tak ingin menyalahkan karyawan jasa cuci motor, saya menyadari si supri mungkin ingin sedikit dimanja. Mungkin karena sudah lama saya abaikan keadaannya. Akhirnya, saya tuntun motor biru saya itu menuju bengkel terdekat. Sebuah bengkel di perempatan GoodYear Sondakan. Di bengkel tanpa nama itu, Supri kembali ditangani seorang karyawan yang cekatan di bidangnya.
Si Supri ingin dimanja
Saya berkeluh kepada karyawan bengkel, bahwasanya si Supri memang sudah lama tak dikendarai, bisa jadi mesinnya perlu dipanasi. Benar saja, setelah dibongkar mesinnya, karburasi si supri kena air, mungkin air cuci motor tadi, dan akinya kering sehingga perlu diisi ulang dan di setrum. Yah, akhirnya saya 'dipaksa' kembali meluangkan waktu saya menunggui Supri digarap seorang karyawan bengkel. Kali ini saya tidak banyak menulis informasi berkenaan dengan Bengkel yang memanjakan si Supri, karena ketika menunggui si Supri digarap, saya asik ber-SMSan dengan kekasih saya.
Sekitar sejam Supri diservice total oleh karyawan bengkel, akhirnya dia ready saya kendarai lagi. Saya kembali pulang ketika hari beranjak sore, dan cerita hari ini menjadi kisah nostalgi antara saya dan Supri tersayang. Supri, ya.. sejak hari ini, saya janji tak akan melalaikannya lagi :)
Diary of an ordinary
3 Agustus 2010
IKha Oktavianti
2 comments:
kasihan nu Suprinya diselingkuhin.. makanya dia ngambek Ikha. heheh
iya tuh pondra, hehe
tapi udah engga kok, mulai minggu kemarin aku udah setia lagi pada supri, soalnya adekku udah berani berangkat naek motor sendiri . hehe
Post a Comment