Sabtu, 7 August 2010
Congratulatiiiioooonn!!!
Yup!
She's my lil sister. Setelah sekitar sebulan lalu saya menulis tentang dirinya disini. Kini , di postingan ini, saya bermaksud kembali mengungkapkan kebanggaan saya padanya. Ya, Sabtu kemarin, adik perempuan saya yang cantiknya selangit tapi sedikit jutek dan cerewet itu dinobatkan sebagai Putri Favorite di sekolahnya. Congratulation, sist :)
Sedikit ingin flash back, sekaligus menceritakan sekilas usahanya mendapatkan gelar itu, maka akan saya tuliskan beberapa potongan kisah yang berkaitan dengan acara penobatan tersebut.
Sejak hari Senin, adik saya yang sudah mulai berani berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor sendiri itu pulangnya selalu sore hari. Bukan karena ia 'tersesat' mencari jalan pulang kerumah, tapi karena di sekolah ia mendapatkan kepercayaan mewakili kelasnya untuk maju di ajang pemilihan Putra Putri SMAGA. Praktis, dalam jangka waktu seminggu, terhitung sejak Senin sampai Sabtu, ia harus mengikuti seleksi bertahap, mulai dari tes akademik, tes bahasa asing, tes potensi & kepribadian, tes bakat, dan yang terakhir final perfomance.
Mulanya, pada hari pertama, ia mengaku merasa tak yakin bisa mengerjakan tes akademik, disebabkan ia merasa tidak begitu konsentrasi ketika mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh panitia yang notabene adalah guru-gurunya sendiri. Kendati mengaku sudah agak menyerah, rupanya ia tak menghentikan usahanya sampai hari pertama saja.
Pada hari kedua, ia berusaha tampil maksimal dalam menyelesaikan tes wajib selanjutnya, yaitu pidato bahasa asing. Adik saya memutuskan untuk memilih pidato dengan bahasa Inggris, ia merasa lebih yakin dan percaya diri dengan kemampuannya menggunakan bahasa internasional tersebut. Saya cukup mengetahui kerja keras adik saya ini, pasalnya saya melihat sendiri, pada malam hari menjelang hari kedua, ia tak hentinya berlatih berpidato, agaknya ia ingin menyempurnakan pronunciation berikut vocabulary berkenaan dengan topic pidatonya. Seingat saya, adik saya mengangkat topic pidato 'THE DANGER OF SMOKING', saya tahu betul, ia sengaja menginvasi modem dan laptop demi browsing materi berkenaan dengan topic yang diangkatnya tersebut. Salut pada perjuangannya.
Tak hanya menyelesaikan tes pidato bahasa asing, pada hari kedua ia juga harus mengikuti tes potensi dan kepribadian. Berdasarkan ceritanya sepulang sekolah, ia banyak mendapat compliments dari guru yang mengetesnya. 'Ibu guru menilai saya anak yang cantik dan sholehah , mbak', ungkapnya malu- malu kepada saya, dan tentu saja saya segera mengamini-nya.
Hari ketiga adalah hari yang menyenangkan baginya, karena menurutnya pada hari itu hanya dilangsungkan tes bakat. Tanpa berpikir panjang, adik saya memilih untuk unjuk bakat menari tarian jawa. Ya, saya pun merasa sangat yakin adik saya bisa menuntaskan tes bakat dengan tanpa masalah. I know, she's surely a talented dancer.
Hari keempat adalah hari pengumuman seleksi awal, saya dan ibu serta bapak jelas menantikan kabar adik saya sepulang sekolah. Dan ternyata, she got it! Ia mengaku gembira karena berhasil menjadi salah satu finalis yang masuk 10 besar dari sekitar 25 pasang perwakilan kelas. Dari 10 finalis tersebut akan diambil 2 pasang terbaik, sepasang Putra Putri Sekolah, dan sepasang lagi adalah Putra Putri Favorite.
Sejak pulang sekolah pada hari keempat, saya, ibu serta bapak saya gencar mengirim SMS dukungan untuk adik saya. Ya, layaknya ajang pemilihan Putra Putri yang lain, ajang pemilihan Putra Putri di sekolah adik saya pun mengaplikasikan sistem yang sama dalam pemberian dukungan, yaitu dukungan diberikan melalui SMS. Saya sekeluarga sangat antusias mendukung adik saya tersayang, tak heran, selain meminta dukungan dari kerabat dan teman- teman dekat, kami juga membeli banyak kartu perdana semata hanya untuk mendukung adik saya dalam ajang sederhana itu. Kami mengumpulkan HP bekas layak pakai yang sudah lama kami museumkan. Meskipun masih saja ngadat- ngadat ketika difungsikan, but, they're really helpful at that time.
Pada hari kelima, sepulang sekolah, saatnya adik saya melengkapi semua perlengkapan demi meraih predikat the best performance pada hari pemilihan. Terus terang, untuk urusan baju kebaya sudah beres, hanya kurang sandal highheels, dan sedikit malang, karena adik saya mempunyai ukuran kaki jumbo, sama dengan ukuran kaki saya. Alhasil, saya dan adik saya harus ngubres kios- kios sepatu sandal yang menyediakan ukuran jumbo demi mendapatkan sepasang sandal highheels yang nyaman dipakai untuk berjalan berlenggok- lenggok di atas panggung. Setelah merasa cocok dengan highheels pilihannya sendiri (yang banyak dipengaruhi saya), adik saya saya antarkan kembali ke sekolah untuk mengikuti gladi bersih. Menurut ceritanya, saat gladi bersih, ia ditatar untuk latihan berjalan ala model catwalk, tentunya dengan memakai highheels yang baru saja kami beli.
Hari keenam adalah hari Sabtu, yaitu hari dimana akan berlangsung acara pemilihan Putra Putri di sekolahnya. Sesuai yang dijadwalkan, adik saya harus datang ke sekolahnya sebelum pukul 11 WIB. Namun, untuk memaksimalkan persiapan, adik saya memutuskan untuk datang lebih awal. Pagi harinya, sekitar pukul 8 WIB, saya mengantar adik saya ke salon kecantikan untuk make up. Setelah dandanan beres, sekitar pukul 9.30 WIB, saya meneleponkan taksi untuk mengantarkan adik saya menuju ke lokasi ajang pemilihan a.k.a ke sekolahnya di SMA Negeri 3 Surakarta, maklum saya belum bisa menyetir, dan kebetulan hari itu juga Bapak sedang ada acara, sehingga taksi menjadi sebuah pilihan terakhir dan boros. Saya sendiri setelah selesai membereskan biaya salon, juga langsung menyusul adik saya menuju ke sekolahnya. Ya, saya sudah janji akan mengantarnya sampai sekolah, biarpun kami menggunakan alat transportasi yang berbeda, setidaknya saya ingin menyemangatinya sampai gerbang masuk sekolahnya. Seperti komen saya di status FB nya, saya mengingatkannya untuk terus semangat : Keep spirit, keep smiling, you're the best!
Saya tidak diperkenankan masuk ke dalam lokasi sekolah, alasannya karena yang sedang digelar merupakan acara internal. Jadi, saya kemudian pulang kerumah dan tetap dengan semangat memberikan dukungan SMS untuk adik saya yang saya kirimkan ke nomor hot line yang telah ditentukan oleh panitia.
Setelah penantian yang diliputi kekhawatiran, sekitar pukul 1 siang, adik saya mengirim pesan singkat, ia mengabarkan bahwasanya setelah menjawab pertanyaan dari juri, ia dinyatakan berhasil masuk 5 besar. Dalam pesan singkatnya dia juga menulis bahwa acara selanjutnya adalah acara penentuan, yaitu pemilihan juara umum dan juara favorite, ia minta doa dari kami, saya, ibu, serta bapak. Kami yang dirumah jelas meloloskan permohonannya, kami senantiasa mendoakan yang terbaik untuk adik saya.
Tak lama berselang, sekitar satu jam berikutnya, adik saya kembali mengirim pesan singkat ke nomor HP saya. 'Mba, jemput sekarang', tulisnya. Saya tak sabar mendengar hasil usaha kerasnya dalam ajang pemilihan Putra Putri itu, sehingga saya langsung menanyakannya lewat balasan pesan singkat saya. 'Juara berapa?' tanya saya via SMS. Sambil bersiap menjemput adik saya, saya menunggu balasan SMS darinya, dan beberapa menit kemudian dia membalas SMS saya :
Saya kegirangan, saya langsung mengabarkannya pada ibu dan bapak yang juga tak sabar menunggu hasil jerih payah adik saya. Bapak dan ibu tersenyum bangga, demikian juga saya. Beberapa menit kemudian kami meluncur menjemput adik saya di Sekolahnya.
Dia sedang berdiri, dengan sebuah selempang melingkar di tubuhnya, sebuah piala digenggamnya, dan sebuah bucket bunga dalam dekapannya. Dia tersenyum lebar, merasa gembira dengan predikat yang kini disandangnya. Standing applause for her- my lil sister!
Dia memang bukan juara umum, dia juara favorite, entah kriteria apa saja yang menentukan penilaian sebagai Putri Favorite 2010, yang jelas kami sangat bahagia sekaligus bangga tiada terkira. She deserves it.
Adik saya memang bukan juara umum di sekolahnya, tapi ia juara umum di hati kami, keluarganya.
Sedikit ingin flash back, sekaligus menceritakan sekilas usahanya mendapatkan gelar itu, maka akan saya tuliskan beberapa potongan kisah yang berkaitan dengan acara penobatan tersebut.
Sejak hari Senin, adik saya yang sudah mulai berani berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor sendiri itu pulangnya selalu sore hari. Bukan karena ia 'tersesat' mencari jalan pulang kerumah, tapi karena di sekolah ia mendapatkan kepercayaan mewakili kelasnya untuk maju di ajang pemilihan Putra Putri SMAGA. Praktis, dalam jangka waktu seminggu, terhitung sejak Senin sampai Sabtu, ia harus mengikuti seleksi bertahap, mulai dari tes akademik, tes bahasa asing, tes potensi & kepribadian, tes bakat, dan yang terakhir final perfomance.
Mulanya, pada hari pertama, ia mengaku merasa tak yakin bisa mengerjakan tes akademik, disebabkan ia merasa tidak begitu konsentrasi ketika mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh panitia yang notabene adalah guru-gurunya sendiri. Kendati mengaku sudah agak menyerah, rupanya ia tak menghentikan usahanya sampai hari pertama saja.
Pada hari kedua, ia berusaha tampil maksimal dalam menyelesaikan tes wajib selanjutnya, yaitu pidato bahasa asing. Adik saya memutuskan untuk memilih pidato dengan bahasa Inggris, ia merasa lebih yakin dan percaya diri dengan kemampuannya menggunakan bahasa internasional tersebut. Saya cukup mengetahui kerja keras adik saya ini, pasalnya saya melihat sendiri, pada malam hari menjelang hari kedua, ia tak hentinya berlatih berpidato, agaknya ia ingin menyempurnakan pronunciation berikut vocabulary berkenaan dengan topic pidatonya. Seingat saya, adik saya mengangkat topic pidato 'THE DANGER OF SMOKING', saya tahu betul, ia sengaja menginvasi modem dan laptop demi browsing materi berkenaan dengan topic yang diangkatnya tersebut. Salut pada perjuangannya.
Tak hanya menyelesaikan tes pidato bahasa asing, pada hari kedua ia juga harus mengikuti tes potensi dan kepribadian. Berdasarkan ceritanya sepulang sekolah, ia banyak mendapat compliments dari guru yang mengetesnya. 'Ibu guru menilai saya anak yang cantik dan sholehah , mbak', ungkapnya malu- malu kepada saya, dan tentu saja saya segera mengamini-nya.
Hari ketiga adalah hari yang menyenangkan baginya, karena menurutnya pada hari itu hanya dilangsungkan tes bakat. Tanpa berpikir panjang, adik saya memilih untuk unjuk bakat menari tarian jawa. Ya, saya pun merasa sangat yakin adik saya bisa menuntaskan tes bakat dengan tanpa masalah. I know, she's surely a talented dancer.
Hari keempat adalah hari pengumuman seleksi awal, saya dan ibu serta bapak jelas menantikan kabar adik saya sepulang sekolah. Dan ternyata, she got it! Ia mengaku gembira karena berhasil menjadi salah satu finalis yang masuk 10 besar dari sekitar 25 pasang perwakilan kelas. Dari 10 finalis tersebut akan diambil 2 pasang terbaik, sepasang Putra Putri Sekolah, dan sepasang lagi adalah Putra Putri Favorite.
Sejak pulang sekolah pada hari keempat, saya, ibu serta bapak saya gencar mengirim SMS dukungan untuk adik saya. Ya, layaknya ajang pemilihan Putra Putri yang lain, ajang pemilihan Putra Putri di sekolah adik saya pun mengaplikasikan sistem yang sama dalam pemberian dukungan, yaitu dukungan diberikan melalui SMS. Saya sekeluarga sangat antusias mendukung adik saya tersayang, tak heran, selain meminta dukungan dari kerabat dan teman- teman dekat, kami juga membeli banyak kartu perdana semata hanya untuk mendukung adik saya dalam ajang sederhana itu. Kami mengumpulkan HP bekas layak pakai yang sudah lama kami museumkan. Meskipun masih saja ngadat- ngadat ketika difungsikan, but, they're really helpful at that time.
Pada hari kelima, sepulang sekolah, saatnya adik saya melengkapi semua perlengkapan demi meraih predikat the best performance pada hari pemilihan. Terus terang, untuk urusan baju kebaya sudah beres, hanya kurang sandal highheels, dan sedikit malang, karena adik saya mempunyai ukuran kaki jumbo, sama dengan ukuran kaki saya. Alhasil, saya dan adik saya harus ngubres kios- kios sepatu sandal yang menyediakan ukuran jumbo demi mendapatkan sepasang sandal highheels yang nyaman dipakai untuk berjalan berlenggok- lenggok di atas panggung. Setelah merasa cocok dengan highheels pilihannya sendiri (yang banyak dipengaruhi saya), adik saya saya antarkan kembali ke sekolah untuk mengikuti gladi bersih. Menurut ceritanya, saat gladi bersih, ia ditatar untuk latihan berjalan ala model catwalk, tentunya dengan memakai highheels yang baru saja kami beli.
Hari keenam adalah hari Sabtu, yaitu hari dimana akan berlangsung acara pemilihan Putra Putri di sekolahnya. Sesuai yang dijadwalkan, adik saya harus datang ke sekolahnya sebelum pukul 11 WIB. Namun, untuk memaksimalkan persiapan, adik saya memutuskan untuk datang lebih awal. Pagi harinya, sekitar pukul 8 WIB, saya mengantar adik saya ke salon kecantikan untuk make up. Setelah dandanan beres, sekitar pukul 9.30 WIB, saya meneleponkan taksi untuk mengantarkan adik saya menuju ke lokasi ajang pemilihan a.k.a ke sekolahnya di SMA Negeri 3 Surakarta, maklum saya belum bisa menyetir, dan kebetulan hari itu juga Bapak sedang ada acara, sehingga taksi menjadi sebuah pilihan terakhir dan boros. Saya sendiri setelah selesai membereskan biaya salon, juga langsung menyusul adik saya menuju ke sekolahnya. Ya, saya sudah janji akan mengantarnya sampai sekolah, biarpun kami menggunakan alat transportasi yang berbeda, setidaknya saya ingin menyemangatinya sampai gerbang masuk sekolahnya. Seperti komen saya di status FB nya, saya mengingatkannya untuk terus semangat : Keep spirit, keep smiling, you're the best!
Saya tidak diperkenankan masuk ke dalam lokasi sekolah, alasannya karena yang sedang digelar merupakan acara internal. Jadi, saya kemudian pulang kerumah dan tetap dengan semangat memberikan dukungan SMS untuk adik saya yang saya kirimkan ke nomor hot line yang telah ditentukan oleh panitia.
Setelah penantian yang diliputi kekhawatiran, sekitar pukul 1 siang, adik saya mengirim pesan singkat, ia mengabarkan bahwasanya setelah menjawab pertanyaan dari juri, ia dinyatakan berhasil masuk 5 besar. Dalam pesan singkatnya dia juga menulis bahwa acara selanjutnya adalah acara penentuan, yaitu pemilihan juara umum dan juara favorite, ia minta doa dari kami, saya, ibu, serta bapak. Kami yang dirumah jelas meloloskan permohonannya, kami senantiasa mendoakan yang terbaik untuk adik saya.
Tak lama berselang, sekitar satu jam berikutnya, adik saya kembali mengirim pesan singkat ke nomor HP saya. 'Mba, jemput sekarang', tulisnya. Saya tak sabar mendengar hasil usaha kerasnya dalam ajang pemilihan Putra Putri itu, sehingga saya langsung menanyakannya lewat balasan pesan singkat saya. 'Juara berapa?' tanya saya via SMS. Sambil bersiap menjemput adik saya, saya menunggu balasan SMS darinya, dan beberapa menit kemudian dia membalas SMS saya :
'Juara Favorite!'
Saya kegirangan, saya langsung mengabarkannya pada ibu dan bapak yang juga tak sabar menunggu hasil jerih payah adik saya. Bapak dan ibu tersenyum bangga, demikian juga saya. Beberapa menit kemudian kami meluncur menjemput adik saya di Sekolahnya.
Dia sedang berdiri, dengan sebuah selempang melingkar di tubuhnya, sebuah piala digenggamnya, dan sebuah bucket bunga dalam dekapannya. Dia tersenyum lebar, merasa gembira dengan predikat yang kini disandangnya. Standing applause for her- my lil sister!
Dia memang bukan juara umum, dia juara favorite, entah kriteria apa saja yang menentukan penilaian sebagai Putri Favorite 2010, yang jelas kami sangat bahagia sekaligus bangga tiada terkira. She deserves it.
Adik saya memang bukan juara umum di sekolahnya, tapi ia juara umum di hati kami, keluarganya.
Mba bangga padamu, sist..
Jangan puas sampai disini,
ajang yang lain masih menanti...
Keep moving forward ya cah ayu :)
ajang yang lain masih menanti...
Keep moving forward ya cah ayu :)
Preparation
Grand Final
diary of an ordinary
Ikha Oktavianti
0 comments:
Post a Comment