07 Agustus 2010
since a meeting with you, my life is an adventure...
BAYU EKO SARJONO, S.E |
Sejak tadi malam saya bertanya- tanya pada diri saya sendiri, apa jadinya hidup saya tanpa lelaki dalam gambar diatas. Sejenak saya membayangkan beberapa perubahan atas diri saya setelah dirinya, jiwa serta raga, datang ke dalam hidup saya. Pikiran saya kemudian mengajak saya berkunjung ke suatu masa, dimana lelaki diatas belum datang dan mencampuri hidup saya.
Kala itu saya benar - benar seorang gadis yang terkesan 'sak enak udel' dalam menjalani hidup. Hidup saya terkesan nge-flow dan tak berprinsip, seperti yang banyak orang bilang , saya adalah makhluk sosial dengan ciri khas 'ra gagasan' dan 'ngeyelan'.
Untungnya, ketika sang masa terus berjalan memakan usia, perjalanannya memperkenankan saya bertemu dengan lelaki diatas tanpa rencana. Meskipun saya banyak berubah, tapi sifat saya yang terakhir saya sebutkan diatas, masih saya pertahankan sampai sekarang. Tidak pernah terlintas dalam benak untuk percaya bahwa justru sifat 'ngeyelan' saya itulah yang membuat pribadi saya terasa 'klop' dengan pribadi lelaki di atas. Ujungnya, setiap pertemuan kami, bukannya menjadi muara romantis, tapi malah diwarnai dengan debat panjang yang tentu saja harmonis.
Lelaki yang saya maksud dan yang saya tulis dalam posting saya kali ini sebenarnya sudah sering saya singgung dalam postingan saya terdahulu, saya menyebutnya dengan kata ganti 'kekasih'. Dia adalah lelaki yang kemudian menyadarkan saya, bahwa hidup itu harus di-manage dengan baik. Kehadiran dan kasihsayang-nya seperti menjadi karet penghapus, menghapus sifat buruk yang ada dalam diri saya sebelumnya.
Dia ganteng, itu berdasar penilaian saya, dan saya tidak ingin mendengar sanggahan. Dia manis dengan senyumnya yang mengukir lesung pipit itu, lagi- lagi ini sebuah penilaian personal, dan saya benar- benar tidak ingin mendengar sanggahan. Tapi utamanya bukan karena fisik belaka, saya mencintainya lebih karena apa yang saya lihat dalam dirinya. Kekasih saya adalah representasi dari sebuah makna 'SEMANGAT dan BAHAGIA'.
Boleh jadi beberapa orang menyebut saya berlebihan. Tapi tidak bagi saya yang merasakan, saya tidak berlebihan. Saya hanya menulis apa yang saya rasakan saat saya berada di dekat kekasih saya. Sebuah nuansa kebersamaan yang penuh semangat dan bahagia.
Saya akan mengambil contoh nyata yang menunjukkan betapa dirinya menjadi sosok yang sangat special dan berbeda dalam memandang sesuatu yang kebanyakan orang percaya.
Seperti misalnya, sebuah pepatah romantis mengatakan :
'Cinta adalah menerima apa adanya. Karena sesungguhnya bila kamu mencintai seseorang dan kamu menginginkannya berubah, maka apa yang akan kamu lihat dalam diri orang yang kamu cintai setelah berubah hanyalah pantulan dari obsesimu belaka.'
Ya. Sekilas memang pendapat saya membenarkan apa yang tertulis dalam kalimat bertanda petik diatas. Dan pepatah romantis ini pernah menjadi salah satu topik debat panjang dalam sejarah pertemuan saya dengannya. Saya jelas sangat setuju dengan kalimat diatas dan mulanya saya tidak ingin berubah sedikitpun demi siapapun. No body's perfect, right??!
But, he's just him. Hanya dia yang bisa mementahkan semua argumen saya. Menurutnya, pepatah itu hanya bernada melankolis. Seperti kita tahu, kebanyakan pepatah romantis bernada melankolis, sedangkan seperti yang saya tulis sebelumnya, dia adalah representasi dari semangat dan bahagia, jauh dari istilah melankolis. Maka, saat itu juga dia ungkapkan argumen panjang dan beralasan yang berhasil membuat saya terdiam dalam pengertian yang masuk akal.
Bagaimana bila kemudian pepatah itu kita ubah, usulnya;
'Cinta adalah perubahan. Karena sesungguhnya cinta itu adalah sebuah power yang bisa mengubah semua yang biasa menjadi lebih indah dan lebih baik.'
2 comments:
whoam, what should i say? wow wow wow, it's really beautiful ka,.. i like ur writing.. it's so inspiring, i hope someday i will have someone who can inspire me to be a better people, better woman hehheh. but until now, i haven't found my MR.RIGHT,
sip sip sip..ruaar biasa..
sappi ucul
Post a Comment