23.10.10

Extraordinary Gift

Bicara tentang ulang tahun, pastilah tidak akan jauh dengan kado atau hadiah. Kali ini, masih dalam edisi ulang tahun, aku akan menulis tentang asal muasal pemberian kado atau hadiah, sekaligus hadiah yang extraordinary yang pernah kuterima.

Kok bisa ya, ada tradisi hadiah ulang tahun segala? memang unik sih, walaupun sebenarnya nggak penting banget, tapi kadang justru yang kita tunggu dari perayaan ulang tahun adalah kado itu sendiri.

Setelah bergelut dengan dunia maya ini, aku menemukan satu artikel yang menceritakan mitos memberi hadiah pada yang berulang tahun.

Ceritanya begini, 
Dalam catatan di Tabloid NOVA, 679/XIV, 4 Maret 2001, ternyata tradisi perayaan ulang tahun sudah ada di Eropa sejak berabad-abad silam. Orang-orang pada zaman itu percaya, jika seseorang berulang tahun, setan-setan berduyun-duyun mendatanginya. Nah, untuk melindunginya dari gangguan para makhluk jahat tersebut, keluarga dan kerabat pun diundang untuk menemani, sekaligus membacakan doa dan puji-pujian bagi yang berulang tahun. Pemberian kado atau bingkisan juga dipercaya akan menciptakan suasana gembira yang akan membuat para setan berpikir ulang ketika hendak mendatangi orang yang berulang tahun. Hmm.. ini memang warisan zaman kegelapan Eropa.

Nah, berdasarkan catatan tersebut, awalnya perayaan ulang tahun hanya diperuntukkan bagi para raja. Mungkin, karena itulah sampai sekarang di negara-negara Barat masih ada tradisi mengenakan mahkota dari kertas pada orang yang berulang tahun. Namun seiring dengan perubahan zaman, pesta ulang tahun juga dirayakan bagi orang biasa. Bahkan kini siapa saja bisa merayakan ulang tahun. Utamanya yang punya duit.

Ah, itu kan western culture yah? dan sama sekali tidak ada moral value-nya karena semakin lama justru mengajak ke gaya hidup hura- hura. Berarti selama ini kita hanya mengimpor budaya saja dongs... Masya Allah..

Meski begitu, terlepas dari tradisi perayaan ulang tahun yang mengarah ke hedonisme. Ternyata dalam pandangan Islam, memberi hadiah itu diperbolehkan kok.  Hadiah disebut juga hibah, yaitu pemberian dari seseorang yang dilakukan secara sukarela bertujuan untuk mendekatkan diri pada Alloh SWT (ibadah) tanpa mengharap balasan apapun. Tujuannya adalah untuk menyenangkan orang.

Hibah atau hadiah diartikan sebagai serah terima harta atau uang atau barang dari si pemiliknya tanpa ganti rugi kepada oranglain secara sukarela. Jumhur ulama berpendapat bahwa pemberian hadiah dikategorikan sebagai bentuk tolong menolong dalam rangka kebajikan antar manusia. Hal ini dipandang oleh sebagian besar ulama sangat positif. Contohnya mahar dalam pernikahan, dan atau sumbangan dan kado dari tamu undangan untuk mempelai. Mengenai yang terakhir ini aku dapat informasi setelah membaca dari majalah Anggun Pengantin Muslim.

Bahkan, untuk persoalan ini, Nabi juga pernah menegaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari, Nasai, Hakim, dan Baihaqi :

"Saling memberi hadiahlah kamu, dan saling mengasihilah".

Dari keterangan dalil ini dapat disimpulkan bahwa pemberian hadiah memang dianjurkan dalam Islam. Sebab didalamnya mengandung kebaikan antara yang memberi dan yang diberi.

Jadi intinya mungkin begini, asal kita memberinya ikhlas dan tidak mengharap imbalan apapun kecuali ridha Alloh dan tidak untuk menyombongkan diri atau bukan untuk perkara suap, maka pemberian hadiah diperbolehkan. Meski aku belum menelusuri lebih dalam mengenai waktu kapan saja muslim bisa saling memberi hadiah, tapi kukira asalkan ikhlas dan bermaksud baik, maka tidak dilarang ya..
Bukankah juga ada hadist yang berbunyi :

"Innamal a'malu bin niyat"
Segala sesuatu tergantung niat

Aku pun sejak kecil, tiap ulangtahun selalu harap- harap cemas mengharap hadirnya hadiah. Ibu bapakku itu memang selalu memberikan sesuatu sebagai hadiah bila aku ulang tahun dan telah mencapai target tertentu. Kebiasaan yang lumrah sih, tapi coba dilihat efek sampingnya, hadiah bisa menjadi penyemangat sekaligus pengingat agar menjadi anak yang baik dari tahun ke tahun. Kan, kalau nakal nggak mungkin dapat hadiah..

Aku masih ingat kado yang spesial dari ibu dan bapak. Dulu, tepatnya di ulang tahun yang ke 17. Ceritanya, pagi sekali ketika ibu dan bapak berangkat  ke kantor, beliau meninggalkan amplop putih berukuran besar di meja ruang tamu. Nah, giliran aku akan berangkat sekolah (karena memang aku selalu menjadi yang terakhir meninggalkan rumah), aku menemukan amplop itu. Karena di amplop itu tertulis : Untuk Anakku Tersayang: Ikha Oktavianti, maka tanpa pikir panjang, aku langsung membuka amplopnya.

SURPRISE!
Aku menangis membaca sebuah puisi yang ditulis ibuku di kertas dalam amplop. Isinya seperti ini (tanpa rekayasa):

MAT ULTAH KE - 17

Malam itu jam berdentang sebelas kali
Terdengar lengking tangis
dari seorang orok mungil
Yang terlahir dari rahim seorang ibu
Tepatnya tanggal 8 Oktober 1988
Dia menangis karena gembira
Melihat terangnya dunia

Hari berganti hari, Minggu berganti minggu
Bahkan bulan tlah berganti tahun
Tak terasa ... orok mungil itu
Tlah tumbuh menjadi seorang gadis remaja
Yang cantik, lincah, ramah, dan humoris

Och.. Tuhan.. tak terasa
Anakku yang dulu kugendong, kususui, dan kutimang
Kini... sudah menjadi gadis remaja
Ya.. Alloh..
Bimbinglah dan tunjukkanlah dia
Ke jalan yang kau ridloi

Anakku..
Usia 17tahun, usia penuh goda
Penuh tantangan dan rintangan
Pandai- pandailah membawakan diri
Jangan terpengaruh hingar bingarnya dunia
Yang hanya penuh ke'semu'an belaka

Anakku..
Kami orangtua dan adikmu
Tak dapat memberikan apa- apa
Hanya ucapan "Selamat Ulang Tahun Ke- 17"
Semoga menjadi anak yang solekhah
Berbakti pada kedua orangtuanya, sayang kepada adiknya
Berguna bagi nusa, bangsa, dan agama....
AMIEN...

Ingat!! Usia 17 tahun diibaratkan
sekuntum bunga yang sedang mekar
Banyak kumbang yang ingin menikmati nectar yang ada
Hati- Hatilah!!!

Jangan salah dalam melangkah
Sekali salah langkah
Kau akan menyesal selamanya

Dari:
Ibu, Bapak dan Adikmu




Memang sengaja, sampai saat ini aku membingkai puisi tersebut dan memasangnya di tembok kamarku. Rasanya selalu merinding bila membacanya, apalagi bila dibaca pas sendirian di kamar, huh, selalu saja berhasil melelehkan bongkahan kristal di pelupuk mata.

Di dalam amplop ulang tahun tersebut ternyata tak hanya berisi selembar puisi, tapi juga selembar lagi kertas yang ukurannya lebih kecil. Kubaca pelan- pelan karena masih sesenggukan baca puisi sebelumnya, dan di dalam kertas kedua terdapat tulisan sebagai berikut:


HADIAHNYA SONY ERICSSON K 508 i
SILAKAN NANTI SEPULANG SEKOLAH DIAMBIL SENDIRI 
DI COUNTER MAS KRIS.

GILA! Kaget banget, bukan?!

Sebuah HandPhone, mungkin bukan barang mewah lagi kala itu, tapi bagiku lain. Aku memang bukan tipe anak yang dimanja, sehingga ibu dan bapak sebelumnya tidak pernah membelikan HandPhone untukku.

Sebelumnya, aku memang pernah punya HandPhone dengan tipe yang sama persis, HandPhone itu dulu berhasil kubeli dengan uang tabungan pribadi yang kudapat dari honor artikel serta honor menulis karya tulis teman- teman. Namun, sangat malang, karena belum ada sebulan aku memakainya, eh, HandPhone tersebut raib dicopet di Solo Grand Mall. Padahal, dulu Solo Grand Mall belum semeriah sekarang loh, kala itu aku juga baru kali kedua pergi kesana.

Memang tragis nasibku kala itu, bahkan sampai di rumah aku baru menyadari bahwa HandPhone baruku tersebut sudah tak ada di dalam tas. Spontan saja aku menangis sejadi- jadinya. Itu kan HandPhone mahal untuk ukuranku kala itu (masih SMU). Bayangkan saja, kala itu harganya sudah Rp. 1.850.000-, saking mahalnya sampai sekarang aku masih ingat nominalnya. Itu juga HandPhone tercanggih yang berhasil kubeli, dan malam hari pra- kecopetan, HandPhone tersebut baru dipakai untuk merekam pentas tari adikku. Kebayang, kan, betapa terpuruknya aku kala itu...

Setelah kejadian kecopetan itu, aku memang tak punya HandPhone lagi, setiap jam istirahat di dalam kelas, hampir semua teman memegang HandPhone, aku hanya diam saja di meja (nggak diam- diam banget sih, aku kan memang dasarnya cerewet, hehehe). Dan kejadian itu menjadi pelajaran berharga bagiku agar kelak lebih berhati- hati.

Kembali dengan cerita amplop di pagi hari ulang tahunku yang ke 17 tahun, tepatnya pagi di tanggal 8 bulan Oktober tahun 2005. Membaca lembar kedua benar- benar membuatku tercengang dan berjingkat-jingkat. So glad!

Aku sudah tentu bahagia dengan hadiah ibu dan bapak tersebut. Sebuah HandPhone dengan tipe dan warna serupa dengan HandPhoneku yang hilang karena kecopetan. Aku sungguh gembira tiada tara, dan kebahagiaan tersebut tentu saja berlangsung sejak pagi, rasanya kala itu, seharian aku tak bisa konsentrasi mengikuti pelajaran bapak ibu guru, ya gara- gara tak sabar mengambil hadiah di counter mas Kris. he he he



HandPhone Sony Ericsson K 508 i warna hitam itulah yang menjadi kado unforgottable dalam hidupku. Sampai sekarang, aku memang tak pernah ada niat untuk menjual HandPhone tersebut. Pokoknya, meski sudah sangat tua dan kinerjanya sudah tak maksimal, aku lebih memilih untuk menyimpannya sebagai kenangan.

Masih bicara soal hadiah, maka tahun inipun aku juga mendapat hadiah yang extraordinary. Setelah hadiah dari adikku yang kutulis didalam artikel another party, juga hadiah dari kekasih yang kutulis dalam artikel Behind The Scene, ternyata ada yang memberiku hadiah lain, meski memberinya telat, tapi tetap saja kuucapkan banyak terimakasih.

Hadiah yang extraordinary tersebut adalah dari salah satu anakku, Alfan , yaitu dua pasang underwear atau pakaian dalam wanita, maaf ya tidak ada gambarnya, agar tidak ada yang berpikiran negatif, he he he. Hadiah yang lain adalah sepaket emping mentah dari anakku yang lain, yang bernama Endah. Pada sudah tahu belum emping itu apa? emping itu keripik dari buah melinjo. Berikut adalah gambarnya:



Menarik bukan? dan begitu extraordinary, he he he

Tanpa mengurangi rasa terimakasihku pada mereka, aku sangat bersyukur mempunyai orang- orang sekitar yang menyayangiku. Selanjutnya, bukan masalah memberi hadiah atau tidak, tapi masalah kebahagiaan yaitu mempunyai orang- orang yang perhatian dan menyayangi kita. Ucapan ulang tahun saja sudah sangat berkesan bagiku. Dalam setiap ucapan ulang tahun kan selalu ada peringatan dan doa, doa agar kita menjadi yang lebih BAIK daripada sebelumnya.

Terimakasih ya bagi yang sudah mengucapkan ulangtahun kepadaku di hari ulang tahunku kemarin, baik yang lewat telepon, lewat pesan singkat, maupun lewat facebook. Ucapan dan doa kalian sangat membangun motivasi dalam diriku. Aku menjadi sangat optimis dalam menjalani hidup, bukankah ratusan orang sudah ikhlas memanjatkan doa untuk kesuksesanku di kemudian hari..

Sekarang tinggal ikhtiar dan berdoa lagi.. semoga Alloh SWT senantiasa memberikan rahmat dan barokahnya kepadaku dan orang- orang yang menyayangiku, keluargaku, orang- orang yang telah mendoakanku, teman- temanku, dan orang- orang yang beriman.

AMIN YA ROBBAL ALAMIN....

1 comments:

Anonymous said...

wah, cerita yang panjang penuh dengan kenangan...
hohohohoho
ulang tahun ya??
seingatku belum pernah dpt kado drmn
dan ortu pun tdk pernah kasih apa2
cuman inget selalu disuruh sujud syukur,
ow, hadiah pernah jg dikasih ding.
dikasih handuk oleh org yg saat itu ditaksir..
hohohoho

Klo ultah, ada kebiasaan anak2 SDK yg jd rutinitas bbrp tahun. Tahu khan mestinya>>>????

Post a Comment